Sekolah Master Jadi Harapan Anak Jalanan untuk Mengenyam Pendidikan
Berita Pendidikan PendidikanBagi sebagian besar penduduk Indonesia, dikala mendengar kata “sekolah” dan “pendidikan”, hal yang pertama kali terlintas adalah figur anak-anak yang mengenakan seragam dan studi di area kelas yang nyaman. Namun kenyataannya, pendidikan layaknya itu, terlebih di Indonesia, tidak tetap layaknya itu.
Hal ini layaknya yang terjadi di Sekolah Masjid Terminal atau Sekolah Master. Sekolah Master merupakan sekolah informal yang sediakan pendidikan baik untuk anak-anak di tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga slot77 pendidikan untuk orang dewasa.
Sekolah yang telah berdiri sejak 24 th. yang selanjutnya ini sediakan pendidikan gratis dan sementara ini punyai 2.000 murid dari beraneka jenjang. Sekolah Master berkelanjutan menjaring relawan pengajar dan siswa dari kalangan tidak cukup mampu, terlebih anak-anak jalanan.
“Asal keluarga anak-anak ini beragam, rata-rata dari keluarga marginal dari pengamen, pengasong, dan kuli bangunan. Jadi orang-orang yang belum punyai pekerjaan tetap, namun mereka bekerja. Intinya dari keluarga keluarga yang tidak cukup dapat yang akses pendidikannya masih belum terjangkau,” ucap pendiri dan pembina Sekolah Master Nurokhim
Nurokhim jadi meniti sekolah gratis ini sejak 1996. Namun, Sekolah Master secara resmi berdiri pada 2000. Pengabdian berpuluh-puluh th. yang dikerjakan oleh Nurokhim berawal dari pengalamannya sendiri yang kesusahan mengenyam pendidikan sementara kecil. Nurokhim yakin sistem pendidikan yang ideal selayaknya dapat sesuaikan bersama situasi keluarga yang berbeda-beda.
“Butuh tipe pendidikan tertentu yang cocok bersama budaya kearifan lokal karakteristik anak dan lingkungan, dan itu perlu dikembangkan model-model pendidikan lain. Kita kan tetap mengenal ada pendidikan formal, nonformal, dan informal, ucapnya.
Dia menyebut hal itu perlu diakomodasi dan dibikin kesetaraannya, sehingga, yang namanya sekolah itu tidak perlu tetap di bangku pendidikan yang berseragam, namun juga dapat di kawasan pesisir, di kawasan pedalaman. “Kehidupan mereka ada di situ dan mereka dapat sesuaikan bersama kehidupan lingkungannya. Itu perlu pendekatan-pendekatan lain,” malah Nurokhim.
Nurokhim menjelaskan, Sekolah Master beroleh dana dari donasi dan dari usaha yang dikerjakan bersama bersama murid-murid Sekolah Master. Saat ini Sekolah Master telah berhasil menelurkan ribuan alumni yang berkarya di bidangnya masing-masing.
“Pendidikan ini perlu dapat dirasakan dan dinikmati oleh seluruh lapisan dan kalangan baik itu anak jalanan dan anak marginal. Tidak boleh ada ulang kesenjangan pendidikan. Jangan jadikan pendidikan ini sebagai ajang komersialisasi, jadi kewajiban negara perlu membawa dampak sekolah ini gratis dan berkualitas,” ucapnya.
“Untuk seluruh anak-anak Indonesia itu perlu disiapkan fasilitasnya pendidikannya yang mumpuni, yang mereka dapat mengembangkan kompetensinya, mengembangkan potensinya sehingga mereka mempunyai kekuatan saing,” pungkas Nurokhim.